Senin, 15 September 2008

KELAMBATAN ADALAH PENGUASAAN ATAS WAKTU???

Judul Buku :
In Praise Of Slow ; Sepuluh Mitos Keliru Tentang Kecepatan
Pengarang :
Carl Honore
Penerjemah :
John De Santo
Editor :
Dede Nurdin
Pengantar :
Jusuf Sutanto
Penerbit :
Bentang Pustaka, Yogyakarta, 2006
Jumlah Halaman
377+xxiv

"Dengan tidak memiliki jam tangan aku benar-benar merasa lebih santai terhadap waktu," katanya kepadaku. "Lebih mudah bagiku untuk memperlambat ritme karena tidak ada lagi waktu yang terus mengingatkanku, 'Jangan. Anda tak boleh bergerak pelan, Anda seharusnya tidak menyia-nyiakanku. Anda harus buru-buru." (Dialog antara Pengarang dengan David Rooney; kurator waktu pada Science Museum; London. hal.46)

Buku ini benar-benar membuat saya bingung, bayangkan, pada awalnya ketika saya membaca cover depan, terdapat pengantar dari Jusuf Sutanto (Master Tai Chi)... Pengetahuan saya tentang Tai Chi, ia tidak bergerak lambat, melainkan bergerak sesuai dengan irama keharusan, yang merupakan perpaduan dari waktu kelenturan tubuh bergerak, pernafasan yang menjiwai gerakan, serta keheningan yang mendasari pijakan bergerak...


Parahnya lagi, saya mendapatkan buku ini, tidak lama setelah saya harus "mengisolasi" diri, karena baru saja menginap lebih dari sepuluh malam, di RS Persahabatan. Isolasi itu saya anggarkan secara sengaja, agar badan saya dan ritme tubuh kembali seperti sedia kala (agak sok tahu niih)

In Praise of Slow, ternyata mengajarkan kepada saya, bukanlah kelambatan yang kita akan jalani sebagai pijakan bergerak, melainkan kita harus menikmati setiap aktivitas yang kita lakukan. Kunci menikmati sesuatu, seringkali harus mendengarkan dengan seksama, mengikuti dengan teliti, dan menelaah dengan benar...Ini kunci yang saya dapat..

Maka, dalam buku ini, disinggung keinginan orang tua untuk memajukan anak mereka secara sosial dan akademis, tidak hanya dapat menghilangkan waktu anak-anak mereka untuk bermain, melainkan juga menumpulkan sisi kreativitas anak. Dalam buku, Carl membandingkan informasi yang ia dapat antara Anak-Anak yang mendapatkan waktunya secara memadai (termasuk waktu bermain) dengan yang tidak dapat. Ia menganggarkan bahwa, memberikan anak waktu yang seharusnya mereka miliki, adalah sarana bagi anak-anak untuk dapat berwatak tenang dan sabar. Ketenangan dan kesabaran, pada akhirnya amat dibutuhkan pada saat sang anak dewasa.

Dalam hal makan secara lambat, menikmati proses pembuatan makan adalah kunci sebelum makanan kita nikmati, dan menikmati proses mengunyah, adalah bagian yang tidak hanya mengasyikkan, melainkan juga membantu pencernaan kita untuk bekerja lebih ringan. Secara praksis, pengalaman saya membuktikan, teman-teman saya yang makan dengan lambat (mungkin mereka dapat mengunyah dengan kerap dan secara sempurna) tidak ada yang over-seize atau kelebihan berat badan, dibandingkan saya, atau rekan-rekan lain, yang biasa terburu-buru dalam mengunyah makanan...

Jadi, secara sekilas, saya menemukan bahwa buku ini, mengingatkan kembali, bahwa menikmati proses dengan utuh adalah hal yang tidak mungkin Anda lupakan. Ketika Anda lalai, atau berusaha melupakannya, sesungguhnya Anda membiarkan diri Anda diatur oleh hal yang paling berbahaya di dunia; yaitu waktu...

Pengalaman Carl Honore yang disajikan pada buku ini (dalam 10 bab yang menjadi sub kisah) , menunjukkan bahwa proses lambat adalah proses penyempurnaan suatu tindakan secara utuh. Ia merupakan proses pengendalian diri yang berbasiskan dari pengendalian waktu yang kita miliki. Maka, Inspirasi menjadi lambat, adalah menjadi lebih tenang, efisien dan tepat waktu serta kebutuhan.

Setiap obyek memiliki Tempo Giusto-nya sendiri... "Menjadi anggota Gerakan Lambat, tidak berarti bahwa Anda harus pelan dalam segala hal - kami juga melakukan perjalanan dengan pesawat terbang! - atau bahwa Anda harus selalu sangat serius dan sangat filosofis, atau bahwa Anda memiliki keinginan untuk merusak kesenangan orang lain.",ujar Michaela Schmoczer, seorang sekretaris, anggota dari The Society for The Deceleration of Time kepada Carl Honore (halaman 29). Boleh jadi, buku ini mengajarkan saya untuk lebih menghargai waktu, tanpa saya harus merasa terganggu, bahwa waktu itu seperti pedang (pepatah Arab) atau uang (sebagaimana yang banyak dianut oleh orang Amerika)

Maka, berilah segala sesuatu dengan porsi (waktu) yang tepat, niscaya kita dapat menghilangkan ketergesaan (minimal) dan menjadi penguasa atas waktu yang kita miliki (pada tataran pengetahuan yang paripurna).

1 komentar:

gift mengatakan...

bagus sekali, sangat inspiratif