Kamis, 11 September 2008

Top Ten Comics Book Heroes (VCD) X

Discovery Channel ; TOP 10 Comic Book Heroes
(VCD)
with Indonesia Subtitling

Production Manager : Julia Baldwin
Producer : Duncan Mc Alpine
Director : Richard Belfield
Producer : Fulcrum TV for Discovery Channel
Indonesian Licensee : Medialine Entertainment Release Year : 2003

Spider-Man (2)

Tom Baker, sebagai pembawa acara pada VCD ini, membuka topik peringkat dua dengan menyatakan bahwa tidak selamanya super hero itu sempurna. Bahkan ada superhero yang sebelum, bahkan setelah menjadi superhero, tetap menjadi pecundang (looser). Superhero itu adalah Spider-Man, diciptakan oleh Stan Lee, dan menduduki peringkat kedua dari Top 10 Comic Book Heroes…

Salah seorang peneliti komik, menyatakan bahwa sebagian besar pertarungan para pahlawan terjadi di atap, dan Spider-Man, kebanyakan bertarung memang tidak di daratan…Stan Lee melihat bahwa menarik apabila ada lalat yang bisa merayap di dinding. Ia mengatakan penamaan wall crawler man, fly man, tidak menarik. Akhirnya ia putuskan Spiderman. Mengingat akan rancu dengan Superman, maka ia menambahkan tanda hubung (hyphen; -) antara Spider dengan Man sehingga menjadi Spider-Man. Ia mengatakan bahwa moda penulisan itu amat ia apresiasi, sehingga ia menyatakan bahwa ia mendidik para pembaca Spider-Man untuk mengikuti model penulisan tersebut.
Stan Lee mengklaim bahwa Spider-Man adalah Super Hero pertama yang berani berkaca dengan dirinya sendiri. Hal ini ia tegaskan dengan banyak-nya balon kata pada tiap edisi Spider-Man, yang menunjukkan Spider-Man berbicara kepada dirinya sendiri. Hal ini juga secara tidak langsung mendekatkan diri pembaca dengan Spider-Man. Sang pembaca, seakan-akan mengetahui apa yang ada di hati dan benak Spider-Man. Ada kutipan yang menarik tentang pembicaraan reflektif Spiderman …Though the world may mock Peter Parker, The Timid Teenager, it will soon marvel at the awesome might of Spider-Man….

Spider-Man termasuk tokoh komik yang saya kagumi. Kekaguman saya semakin menjadi-jadi, ketika timid teenager tersebut, dapat menikahi Mary Jane, seorang photo model sukses di masa Spider-Man. Dan dari perbendaharaan komik Spider-Man saya, saya (baru) menyadari reflektif-nya si Spider-Man, dengan tampilan balon kata-nya. Pada akhirnya, kekuatan yang dimiliki Spider-Man, dalam batasan tertentu tidak hanya menjadikan dirinya lebih kuat, tapi juga belum dapat mengangkat moralnya sebagai manusia normal yang berpikiran positif…atau memang seorang reflektor harus seperti Spider-Man…? (bersambung) 020908

Tidak ada komentar: